Rabu, 22 Februari 2012

Uangku Ngak Cukup :D


Hehehe, lagi – lagi ya hari ini buat kejadian memalukan  (–o^)
Malam ini, aku temanin mama nganterin adik ke dokter,,,
Mama dan adik turun di tempat praktek, aku nyuruh kakakku buat nganterin ke Ramedia. Ada beberapa barang ATK yang ingin kubeli.
Sesampai di toko Ramedia, maka masuklah aku seorang diri. Kakakku nungguin di mobil. Selama ini kebiasaan belanja dengan mama, jadi langsung main ngambil – ngambil barang aja tanpa mikir – mikir dulu harganya. Dengan santainya, aku memilih dan mengambil barang – barang yang aku butuhkan dan tentunya semua serba pink, hohoho :D mulai dari papan gabus, binder beserta kertas – kertasnya, map clear book, map zipper yang kayak bentuk tas gitu, dan yang terakhir pensil.

Goods made me Shame ;)

Kalau diliat – liat sepintas harga barang – barangnya memang ngak terlalu mahal. Dengan perhitungan yang sepintas – pintas pun pikiranku mengatakan uangku pasti cukup ( KePedean :D ).
Maka setiba di kasir, aku menyetorkan semua barang – barang belanjaanku.
Itung, itung, itung,,, dan ternyataa total belanjaku Rp 85.000,00... waahhh, aku benar – benar kaget. Sebanyak itukah ??? dan akupun shock... Shock karena uangku ngak cukup, hahaha,,, kurang 5.000 rupiah.
Dengan perasaan malu, langsung jujur aja ke mbak kasirnya,
“ Astaga Mbak, uangku ngak cukup, bisa keluar sebentar dulu ambil uangnya ??? “ tanyaku sambil cengengesan plus malu tingkat tinggi, huhuhu.
“ Oh iya mbak “, ucap Mbaknya senyum – senyum.
Ya ampun, benar – benar memalukan, seumur – umur baru kali ini belanja uang ngak cukup di dompet (-__-‘)
Akhirnya aku lari – lari kecil ke mobil, terus ngedor – ngedor kaca mobil sambil minta uang sama kakakku... Dikasi deh 10.000,,,
Aku kembali masuk ke dalam toko, Mbaknya lagi ngitung ulang jumlah harganya,,,, Aku pun berharap Mbaknya yang salah itung ( Biar ni malu berkurang dikit ),,, tapi ternyata jumlahnya tetap sama,,, Apess deh,, sambil cengengesan, aku bayar semuanya lalu say thanks sama mbaknya.
Dewi,,, Dewi,,, lain kali kalo belanja itung2 dulu,,, akhirnyakan bikin malu diri sendiri :D

Rabu, 15 Februari 2012

Pelangi Di Awal Tahun 2012 (Part II)

Tiba - tiba lamunanku buyar ketika temanku Ukhti Yuli yang juga Ketua Panitia kegiatan mengajak Mbak Oki bersalaman dan cipika cipiki. Waahhh, benar - benar ni anak,,, Aku juga ingin, tapi kuurungkan dulu niatku karena khawatir keadaan akan menjadi heboh dan bisa mengundang perhatian orang - orang sekitar. Setelah selesai registrasi, kami segera mengantarkan Mbak Oki dan manajernya ke kamar hotel di lantai III. Berbicara sebentar mengenai persiapan kegiatan bedah buku esok, akhirnya kami mempersilahkan Mbak Oki untuk segera beristirahat. Aku dan teman - teman lainnya mengakhiri perpisahan malam itu dengan bersalaman dan cipika cipiki dengan Mbak Oki. Waahhh, alhamdulillah ya Allah, this like dream,,, "Terima Kasih ya mbak", ucap Mbak Oki dengan begitu lembutnya. Sepulang dari Grand Duta Hotel tempat Mbak Oki menginap, aku dan teman - teman kembali ke gedung untuk mengecek seluruh persiapan kegiatan esok. Waktu telah menunjukkan pukul 00.00 lewat, kami segera memutuskan kembali ke rumah masing - masing, beristirahat dan mempersiapkan energi untuk esok hari. Selesai mengantar teman - teman ke rumahnya masing - masing, aku dan ukhti Yuli yang belum makan nasi sedari pagi singgah di sebuah warung makan untuk membeli makanan. Waktu pun telah menunjukkan pukul 02.00 WITA. Mobil yang dikendarai oleh kakakku itupun tiba di rumah. Kami makan, membersihkan diri dan segera merebahkan tubuh di atas tempat tidur. Hari ini benar - benar melelahkan. Seharian penuh aku harus berada di luar rumah menyelesaikan berbagai macam urusan. Aku mencoba memejamkan mata, namun tak kunjung bisa. Belum lagi ditambah Yuli yang masih asyik mengajakku bercerita. Entah bagaimana, akhirnya aku dan Yuli tertidur juga.
      Handphoneku terus berbunyi dan membuatku terbangun. Aku melihat waktu telah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Yuli yang masih tertidur pulas, segera aku bangunkan. Selesai mencuci piring dan membereskan rumah yang begitu berantakan karena kutinggal seharian kemarin, aku segera mandi dan bersiap - siap untuk ke gedung. Sedangkan Yuli telah kembali ke rumahnya untuk berganti pakaian. Aku segera menuju ke gedung Al Muchsinin Al Khairaat, tempat kegiatan bedah buku akan berlangsung. Aku begitu kaget melihat para peserta yang sudah begitu membludak di meja registrasi. Ketika aku masuk, ya Allah betapa indahnya dekorasi gedung ini. Layaknya sebuah event besar, tempat ini begitu terlihat mewah. Besar harapanku " Ya Rabb, semoga seluruh acara hari ini bisa berjalan dengan baik dan lancar ".
     Waktu telah menunjukkan pukul 09.00, seharusnya kegiatan sudah harus dibuka. Aku dan Nishat pergi menjemput Mbak Oki di hotel. Walaupun dengan perasaan sedikit segan, kami memberanikan diri mengetuk pintu kamar hotel. Pintu pun dibuka oleh Mbak Ridha, manajernya. Dan ternyata, Mbak Ridha lupa menyesuaikan waktu Palu dengan Jakarta yang lebih cepat satu jam. Akibatnya waktu menjadi begitu terulur, kami harus menunggu Mbak Oki yang masih harus bersiap - siap hampir setengah jam. Belum lagi panitia yang berada di gedung tak henti - hentinya bergantian menelpon menyuruh kami agar segera datang karena kegiatan akan dimulai, mengingat pejabat - pejabat tinggi universitas telah tiba di tempat kegiatan. Hmmm, benar - benar kondisi yang begitu membuat tertekan dan panik. Ya, sekali lagi, kendalikan diri dan emosi. All is Well. Semua akan baik - baik saja. Pukul 10.00, barulah Mbak Oki keluar dari kamar hotelnya. Subhanallah, benar - benar cantik wanita ciptaan Allah ini. Dengan balutan busana dan jilbab pink tua. Aku baru bisa memperhatikan dengan jelas wanita ini. Mataku berkaca - kaca.Aku sangat terharu. Sungguh, inikah yang dinamakan pancaran inner beauty ??? Untuk pertama kalinya, aku bisa berada semobil dengan Mbak Oki. Lagi - lagi, aku merasa seperti tidak percaya. Setelah mendapat intruksi dari panitia lain, kami mempersilahkan Mbak Oki keluar dari mobil. Dan betapa riuh pikuknya para peserta yang sudah begitu menanti - nantikan kedatangan Mbak Oki. Mbak Oki berjalan dengan begitu anggunnya, menebarkan senyuman dan para peserta sudah begitu hebohnya mengambil gambar dari kamera handphone masing - masing. Aku bisa memahami bagaimana perasaan para peserta. Mungkin mereka adalah sebagian orang - orang yang begitu mengagumi sosok muslimah itu. Jika aku menjadi peserta, mungkin aku juga akan menjadi seheboh itu, hehehe. 


        Kegiatan pun berlangsung dengan khidmat. Mbak Oki memaparkan isi bukunya dengan begitu menarik. Namun sayangnya aku tidak bisa mengikuti bedah buku itu secara keseluruhan karena mengingat posisiku sebagai panitia. Hampir pukul 13.00, kegiatan bedah buku telah selesai dan ditutup Mbak Oki dengan sebuah do'a panjang yang diiringi alunan musik yang begitu menyentuh hati. Walaupun jadwal acara pagi itu banyak yang melenceng dari yang telah kami rencanakan. Selesai bedah buku, kami membawa Mbak Oki pergi makan siang di Restoran Raja Kuring. Selesai makan siang, aku dan teman - teman panitia lainnya kembali ke gedung, sedangkan Mbak Oki kembali ke hotel.
        Setiba di gedung, tampak panitia sedang melakukan rapat evaluasi kegiatan. Terjadi suasana yang begitu tidak menyenangkan. Lagi - lagi, karena masalah lisan. Lisan yang tak terjaga. Mungkin tak hanya aku, bahkan seluruh panitia pun merasakannya. "Sabar", satu kata yang terus aku gumamkan dalam hati. " Bukankah kami berada dalam lingkup ukhuwah, dan seharusnya masalah yang ada harusnya dibicarakan secara ukhuwah ??? " Niat yang semulanya baik, jika semuanya disampaikan dengan cara yang tidak baik, maka akan menghasilkan sesuatu yang buruk. Ya Rabb, sungguh begitu berbahayanya akibat lisan itu. Aku kembali ke rumah, mandi dan beristirahat sejenak. Aku menangis, menangis sejadi - jadinya. Mencurahkan dan mengaduhkan seluruh perasaanku hari itu kepada Allah. Lelah fisik dan perasaan yang selama ini aku bendung, akhirnya jebol juga. Aku sudah tidak mampu lagi untuk membendungnya.
           Ketika perasaan ini disakiti oleh lisan yang terjaga, sebagai manusia yang bukan berhati malaikat, butuh waktu untuk melupakan dan memaafkan semua itu. Lagi - lagi Allah memberikan sebuah nikmat yang begitu mencerahkan hati. Berbagai sms ucapan congratulation masuk di handphoneku, komentar - komentar di facebook, mengucapkan selamat suksesnya kegiatan kami. Ucapan terima kasih karena kami telah membuka jalan bagi mereka untuk bisa bertemu langsung dengan Mbak Oki Setiana Dewi. Namun ternyata di luar sana begitu banyak orang yang justru memberikan kesan yang begitu baik terhadap kegiatan kami. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah ^^
           Tanggal 23 Januari, pagi itu adalah jadwal jalan - jalan kota Palu bersama Mbak Oki dan panitia. Namun sayangnya, Mbak Oki harus beristirahat karena kondisinya yang kurang sehat. Sore itu, tepatnya pukul 16.00 WITA dengan menaiki pesawat Garuda, Mbak Oki dan Mbak Ridha akan meninggalkan kota Palu. Kami sengaja menempatkan Mbak Oki di ruang tunggu VIP agar keamanannya bisa terjamin. Baru kali ini juga aku masuk di tempat ini. Terdapat berbagai macam patung yang menggunakan pakaian adat dari berbagai daerah di Sulawesi Tengah. Tentu saja suasana ini menjadi daya tarik Mbak Oki untuk mengambil foto di tempat itu. Dan ini juga menjadi kesempatan terakhir buatku untuk bisa foto berdua dengan Mbak Oki. Selama Mbak Oki di Palu, aku tidak pernah punya kesempatan untuk bisa foto berdua dengannya. Alhamdulillah, akhirnya aku bisa foto berdua dengan Mbak Oki. Ini akan menjadi kenang - kenangan yang begitu berharga buatku. Terdengar pengumuman keberangkatan pesawat, maka Mbak Oki dan Mbak Ridha bersiap - siap untuk segera menuju ke pesawat. Sebagai salam perpisahan, aku bersalaman dan cipika cipiki untuk yang kedua kalinya dengan Mbak Oki. "Terima Kasih banyak ya Mbak, istirahat, pasti capek ? " pesan mbak Oki kepada kami.


           Pengalaman yang begitu berharga buatku, menjadi sebuah pelangi yang berwarna - warni. Banyak suka duka yang dilewati. Mulai dari korban pikiran, tenaga, perasaan, materi, dan masih banyak pengorbanan - pengorbanan lainnya. Kembali ketika kita meniatkan semata - mata karena Allah SWT, maka insya Allah semuanya akan berlalu dengan sendirinya. Mengambil setiap hikmah yang terjadi di balik setiap masalah, sebagai salah satu proses pembelajaran untuk bisa lebih mendewasakan diri.


Pelangi Di Awal Tahun 2012 (Part I)

      Setiap manusia pasti memiliki mimpi, memiliki sebuah keinginan. Perjalanan menuju mimpi itu pun tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh perjuangan dan pengorbanan. Ibarat seperti Pelangi. Sebelum menampakkan wujud dan warnanya yang begitu indah, akan ada badai dan hujan yang muncul. Mungkin seperti itulah sebuah catatan perjalananku di awal tahun 2012 ini di bulan Januari. Ketika Tuhan membukakan jalan buatku melalui MPM Al Iqra untuk bisa mewujudkan salah satu mimpiku, yaitu bertemu langsung dengan Mbak Oki Setiana Dewi. Seorang sosok aktris muslimah yang begitu aku kagumi ( dalam batas sewajar manusia ) karena penampilannya yang begitu lain daripada yang lain dengan sosok aktris lainnya. Dengan tetap menggunakan pakaian dan balutan jilbab yang syar'i, Mbak Oki Setiana Dewi bisa menjadi sosok wanita yang mencetak begitu banyak prestasi di dunia entertainment. Pengetahuannya yang lebih di bidang agama membuatku semakin begitu mengagumi sosok itu, apalagi ketika aku membaca buku "Melukis Pelangi" karangan beliau. Sungguh sebuah perjalanan hidup yang memberikan sangat banyak inspirasi dan motivasi.
          Selama Empat bulan aku dan panitia lainnya telah bekerja keras untuk mempersiapkan kegiatan Bedah Buku "Melukis Pelangi" yang dilaksanakan pada hari Ahad, 22 Januari 2012. Ini merupakan event terbesar pertama yang diadakan oleh Divisi Kemuslimahan MPM Al Iqra, bahkan untuk MPM Al Iqra itu sendiri. MPM Al Iqra sebuah Lembaga Dakwah Fakultas Mahasiswa - mahasiswi yang ada di Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako tempatku bernaung selama ini. Bukanlah kegiatan namanya jika tak ada masalah. Namun kadang hanya bagaimana caranya kita meminimalisir masalah - masalah yang ada. Mungkin seperti inilah, semakin tinggi sebuah pohon, semakin besar pula angin yang akan menerpanya. Maka begitu pula dengan kegiatan ini. Ya, semakin besar sebuah kegiatan, maka akan semakin besar resiko dan masalah yang akan dihadapi. Menjelang H-2, masalah demi masalah pun semakin banyak muncul. Dimulai dari jadwal acara yang belum juga fix, tiket yang masih banyak beredar yang ujung - ujungnya berakibat ke dana dan yang terparah adalah banyak panitia yang sudah tumbang alias sakit. Mau tak mau, aku dan teman - teman lain sebagai Sterring Committe kegiatan mengambil alih pekerjaan. Belum lagi, ketika malam keesokan kegiatan, salah satu ibu pihak pengelola gedung yang begitu plin plan mengurangi salah satu fasilitas penting yang akan kami gunakan di gedung. Oh Tuhan, hanya Dia yang maha tahu bagaimana lelahnya fisik dan batin kami. Kembali aku menasehati dan mencoba menguatkan diriku sendiri. Bahwa bukankah Allah telah menegaskan berkali - kali dalam Surah Al Insyirah, di balik kesulitan ada kemudahan. Bukankan Allah tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan hamba-Nya ? Man Jadda Wa Jada, siapa yang bersungguh - sungguh, maka dapatlah ia. Kembali kepada niat, bahwa kegiatan ini semata - mata untuk mengharap ridha Allah SWT, sebagai salah bentuk syiar menyebar kebaikan. Benar saja, bahwa Allah memberikan pertolongan - pertolongannya melalui jalan yang tak kami duga. Jika ada orang jahat, maka ada orang baik. Salah satu ibu pihak pengelola gedung, yang berhati mulia. Entah siapa namanya, aku juga tidak tahu. Beliau begitu baik, membantu kami untuk menyelesaikan permasalahan gedung yang ada.
             Sabtu, 21 Januari 2012 menjadi awal pengalamanan yang tak terlupakan bagiku. Pukul 22.00 aku dan teman - teman panitia lainnya telah berada di Bandara Mutiara Palu. Untuk apalagi kalau bukan untuk menjemput Mbak Oki Setiana Dewi dan Manajernya Mbak Ridha. Hatiku begitu deg-degan, tanganku rasanya sangat dingin ketika melihat di layar pengumuman kedatangan Batavia Air Jkt-Palu telah tiba. Aahhh, rasanya seperti mimpi. Beberapa menit lagi, aku akan melihat langsung sosok yang selama ini hanya bisa aku lihat melalui layar TV dan dunia maya. Kami berdiri dekat pintu keluar penumpang. Suasana bandara malam itu begitu ramai. Nah itu dia, akhirnya sosok yang kami tunggu - tunggu telah nampak. Karena begitu ramai, aku belum sempat melihat jelas wajah Mbak Oki. Kami langsung mengambil barang bawaan mereka dan mengantarkan ke mobil. Karena saking terlalu hebohnya kami, justru malah mengundang perhatian orang - orang di bandara, hehehe. Mobil pun meluncur ke gedung dengan dkawal sebuah mobil polisi dan mobil panitia. Sesampai di hotel, kami mengantar Mbak Oki untuk registrasi di lobi hotel terlebih dahulu. Suasana hotel kala itu sangat tenang, tidak begitu ramai. Sambil menunggu registrasi, aku memperhatikan Mbak Oki yang berada di sebelahku. Subhanallah, cantik sekali wanita ini Ya Allah, lebih cantik dari yang biasa aku lihat. Wajahnya tak setembem seperti yang biasa aku lihat. Tubuhnya tinggi dan agak kurus. Tiba - tiba lamunanku buyar ketika temanku Ukhti Yuli yang juga Ketua Panitia kegiatan,,,,
Bersambung,,, hehehe.